Monday 9 May 2016

Geliat Wisata di Bendungan Waduk Jatigede Sumedang

...tempat urang daratang neang impian, kokojayan ngudag-ngudag pangharepan, kabagjaan kahayang sing karandapan, lalugina ulah ukur saliwatan... 
(Tempat kita pada datang mencari impian, berenang-renang mengejar-ngejar harapan, kegembiraan kemauan supaya terlaksanakan, kebahagiaan tidak hanya sementara)
Bait di atas adalah salah satu syair tembang pop Sunda yang berjudul “Jatigede” karya Bah Duyeh, salah satu seniman Sunda yang lahir di Cibungur, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang. Latar belakang Waduk Jatigede telah menjadi inspirasinya untuk berkarya mencipta lagu. Ia melihat keberadaan bendungan Waduk Jatigede sekarang dan di masa mendatang akan dikunjungi banyak orang untuk mencari harapan dan mengejar asa.
Setelah resmi dilakukan pengisian air (impounding) pada 31 Agustus 2015. Waduk yang memiliki kapasitas 980 juta meter kubik air. Kini volume ketinggian air waduk Jatigede sudah mencapai batas yang telah ditentukan.

Meningkatnya genangan air bendungan Waduk Jatigede itu menjadi daya tarik warga untuk datang melihat pemandangannya sekaligus berfoto-foto. Mereka tidak hanya datang dari dekat bendungan. Terutama yang mempunyai hubungan keluarga dengan warga di sekitar. Tetapi ada juga yang datang dari Bandung, Garut, Tasikmalaya, Indramayu, Majalengka, Cirebon, bahkan dari Jakarta.
Kehadiran warga tidak hanya ramai berdatangan ke dekat tembok bendung utama. Terletak di Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede. Tetapi  ke lokasi lain, misalnya kewilayah Kecamatan Cisitu, Darmaraja dan Wado.

Dari pengamatan penulis ada beberapa tempat yang banyak didatangi pengunjung. Misalnya di Desa Pakualam, Cibogo, Jatibungur, Kecamatan Darmaraja, dan Blok Tanjungduriat di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu. Bahkan di akhir pekan kehadiran pengunjung jumlahnya semakin meningkat.
Antusias pengunjung berdatangan setiap hari. Menjadi peluang bisnis baru bagi warga di sekitar bendungan Jatigede. Salah satunya dengan usaha mendirikan warung-warung dan menyewakan perahu-perahu dan rakit. Misalnya di Jatibungur, kini sudah berjejer warung menjajakan makanan. Bahkan di lokasi ini juga sudah tersedia beberapa perahu, rakit, dan sepeda air yang siap disewakan kepada para pengunjung.
Bahkan setiap hari saya melihat puluhan pemancing berdatangan dari pagi hingga sore. Ada juga yang mancing pada malam hari dengan menyewa rakit bambu. Mereka ada yang datang perorangan dan juga rombongan.

Untuk lebih menarik pengunjung, warga di Jatibungur memberi nama lokasi wisata air ini sebagai “Banyu Bungur”, mengambil  dari nama asli kampung itu yakni, Cibungur. Bagi Anda yang ingin keliling naik perahu cukup membayar Rp 10.000,- sekali putaran. Bagi yang hobi mancing Anda bisa menyewa rakit bambu  Rp 10,000/hari. Sedangkan untuk sewa sepeda air hanya Rp 5,000,- per jam.
Lokasi wisata air di Desa Jatibungur, Kecamatan Darmaraja cukup strategis. Bisa jadi nantinya akan menjadi salah satu spot wisata air yang menarik. Hal ini bukan tanpa alasan, pertama adalah adanya dukungan akses jalan cukup mudah. Menghubungkan dari kota Bandung-Sumedang ke arah Wado, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis.

Kedua dari Jatibungur lokasinya cukup terbuka apabila melihat ke arah timur akan terlihat pemandangan alam bentangan Gunung Jagat/Cakrabuana dan view Gunung Ciremai bisa menjadi background yang menarik bagi para penikmat wisata alam.
Tidak hanya itu, dari tempat ini di pagi hari apabila udara cerah bisa melihat sunrise. Munculnya sang surya dari balik kemegahan Gunung Ciremai yang berdiri kokoh. Seolah menjadi saksi bisu terusirnya ribuan manusia demi membangun negeri. Dari tanah leluhur kerajaan Tembong Agung, cikal bakalnya kerajaan Sumedang Larang.
Tetapi yang lalu biarlah berlalu dengan waktu. Apabila ada masalah yang belum beres dari dampak sosial bendungan. Pemerintah mempunyai tanggungjawab moral untuk menyelesaikan persoalan sebaik-baiknya. Jika membiarkan masalah warga tidak diselesaikan dengan baik. Maka akan menjadi dosa besar pemerintah terhadap rakyatnya.

Dan yang utama, bendungan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Jatiluhur. Bisa cepat memberikan manfaat banyak, bernilai positif bagi masyarakat. Sumberdaya airnya tidak saja digunakan untuk pembangkit tenaga listrik atau irigasi dan pesawahan. Tetapi dapat memberi fungsi lain sebagai pemicu kebangkitan ekonomi di kawasan tersebut.
Secara pribadi saya melihat keberadaan Waduk Jatigede mempunyai prospek bagus. Cukup menjanjikan di masa mendatang. Akan memberika pesona baru terurama bagi perkembangan wisata di Kabupaten Sumedang khususnya, Jawa Barat pada umumnya.
Menurut subuah sumber, Perhutani di Puncakdamar Blok Baros akan mengembangkan ekowisata alam  dengan memanfaatkan area hutan di sekitar waduk. Alternatif lain obyek wisata yang direncanakan oleh pengelola waduk antara lain akan dibangun kawasan offroad, camping ground, agrowisata, waterboomm, hotel, zona pancingan, ataupun wisata seni-budaya.
Bahkan beberapa waktu lalu untuk pemanfaatan sumberdaya air bendungan. Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan sudah tebar 2.5 juta benih ikan lokal di bendungan Jatigede. Targetnya akan ditebar 10 juta benih ikan sisanya akan dipenuhi setiap tahun. Adapun jenis-jenis ikan yang ditebarkan diantaranya: Ikan Patin, Ikan Tambakan, Ikan Emas, Ikan Kancra, Ikan Tawes, Ikan Nilem, Ikan Beureun Panon, Ikan Baung, Ikan Grasscrap, Ikan Bandeng dan Udang Galah.
Abah Hadri, mantan kokolot (ketua kampung) Cibungur. 

Dengan ditebarnya berbagai jenis ikan di bendungan tersebut diharapkan kelak bisa dipanen. Sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat di sekitar. Sekarang pun masyarakat bisa bebas memancing atau menjala ikan.
Cuma sayang ketika saya mencoba ikut keliling naik perahu bersama Hadri, mantan kokolot (ketua kampung) di Cibungur. Saya melihat ada warga sedang mencari ikan dengan jerat jaring memanjang (horizontal) di dekat Kampung Lameta. Apabila jarak lubang jaringnya rapat-rapat. Tentu akan mempercepat kepunahan ikan-ikan yang baru saja ditebar. Hal ini secara pribadi saya tidak setuju, berbeda dengan cara dipancing atau dengan dikecrik (dijala).
Dengan kejadian itu diharapkan dinas bersangkutan secepatnya membuat Perda yang mengatur  masalah ini. Tidak hanya itu, adanya penyuluhan dan pembinaan kepada warga sekitar dalam mengembangkan potensi wisata tentu sangat dibutuhkan. 

Areal pesawahan di Cibungur sebelum seluruhnya tergenang.

Lokasi di Desa Jatibungur sebelum tergenang

Rute ke Waduk Jatigede
Bagi yang hobi wista alam dan travelling  tidak salahnya berkunjung ke obyek wisata  Waduk Jatigede di Kabupaten  Sumedang, Jawa Barat.  Lokasi wisata baru ini memang menjanjikan walaupun masih dalam tahap pembenahan. Tetapi cukup menarik untuk dijelajah. Jadi tidak salahnya mencoba berkunjung ke tempat baru ini, akses jalan cukup mudah. Berikut rute menuju bendungan Waduk Jatigede:
*dari Jakarta bisa melalui jalan Tol Jakarta-Cikampek, Cipularang-Cileunyi Bandung terus ke arah Sumedang di Jalan 11 April belok kanan menuju Situraja, Darmaraja. Atau lewat jalan lingkar luar kota Sumedang sehabis terminal bus akan menemukan bundaran Alamsari,  ambil jalan lurus menuju Situraja.

*Bisa juga dari Jakarta melalui jalan Tol Cipali. Keluar di daerah Subang terus menuju arah Sumedang. Dilanjutkan ke arah Tomo-Tolengas-berakhir di Cijeungjing.
* Jika naik bus dari Jakarta bisa naik bus besar jurusan Kampung Rambutan-Sumedang,Wado. Turun di Warung Ketan, Kecamatan Situraja terus ke arah Pajagan ada petunjuk arah ke bendungan Jatigede. Anda bisa juga memilih lokasi lain yang berada di Kecamatan Darmaraja, yaitu di Desa Pakualam, Cibogo atau Jatibungur.
* Sedangkan dari Tasikmalayabisa naik bus 3/4 jurusan Tasikmalaya-Wado-Cikampek.
* Jika naik bus dari terminal Bekasi atau Cikarang bisa naik bus ¾,jurusan Wado-Cikarang-Bekasi dengan tarif Rp 45,000,- Rp 50,00-,- melewati Kabupaten Purwakarta dan Subang.
* Dari Cirebon, Kuningan, Majalengka dan Indramayu, bisa memilih jalan arah Tomo-Tolengas dan berlanjut ke Cijeungjing Jatigede. Dari arah ini bisa langsung menuju gerbang utama tembok bendungan.
Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan sedikit informasi dan bisa bermanfaat bagi para travelling. Selalu untuk berdoa dan berhati-hati dalam perjalanan.

4 comments:

  1. Lembur uing ... dimana uing baheula digedekeun ku kadeudeuh aki,,,, I love you Jatibungur

    ReplyDelete
  2. Eta aya photo si WEWENG jeung Bah HADRI beralih profesi eunk :)

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas kunjungannya

    ReplyDelete